Panduan Lengkap Pencatatan Akuntansi untuk Penyusutan Aset Tetap dan Penambahannya

calculator, calculation, insurance, finance, accounting, pen, fountain pen, investment, office, work, taxes, calculator, insurance, insurance, finance, finance, finance, finance, finance, accounting, accounting, accounting, investment, taxes

Pelajari cara mencatat penyusutan aset tetap, penambahan aset baru, dan penyesuaian akuntansi yang diperlukan. Cocok untuk akuntan, pemilik bisnis, dan mahasiswa!

1. Pengertian Penyusutan (Depresiasi) Aset Tetap

Penyusutan adalah proses alokasi biaya aset tetap selama masa manfaatnya. Setiap bulan/tahun, nilai aset berkurang dan dicatat sebagai beban dalam laporan keuangan.

Metode Penyusutan yang Umum Digunakan:

  1. Garis Lurus (Straight-Line): Beban penyusutan sama setiap periode.Penyusutan per tahun=Harga Perolehan−Nilai ResiduMasa ManfaatPenyusutan per tahun=Masa ManfaatHarga Perolehan−Nilai Residu​
  2. Saldo Menurun (Double Declining Balance): Beban penyusutan lebih besar di awal masa manfaat.

2. Pencatatan Penyusutan Aset Tetap

Contoh Kasus:

  • Aset: Mesin produksi
  • Harga perolehan: Rp 50.000.000
  • Masa manfaat: 5 tahun
  • Nilai residu: Rp 5.000.000

Perhitungan Penyusutan Tahunan (Metode Garis Lurus):Rp50.000.000−Rp5.000.0005=Rp9.000.000 per tahun5Rp50.000.000−Rp5.000.000​=Rp9.000.000 per tahun

Jurnal Penyusutan Bulanan:

Copy

Download

[Debit] Beban Penyusutan Mesin    Rp 750.000  
  [Kredit] Akumulasi Penyusutan Mesin  Rp 750.000  

3. Penambahan Aset Baru atau Peningkatan Nilai Aset

Jika perusahaan membeli aset baru atau meningkatkan nilai aset lama, pencatatannya berbeda.

A. Pembelian Aset Baru (Jenis yang Sama)

  • Harga perolehan tambahan: Rp 30.000.000
  • Jurnal:CopyDownload[Debit] Aset Tetap (Mesin) Rp 30.000.000 [Kredit] Kas/Bank Rp 30.000.000
  • Penyusutan dihitung terpisah antara aset lama dan baru.

B. Peningkatan Nilai Aset (Capital Expenditure/CapEx)

  • Biaya perbaikan/peningkatan: Rp 20.000.000
  • Jurnal:CopyDownload[Debit] Aset Tetap (Mesin) Rp 20.000.000 [Kredit] Kas/Bank Rp 20.000.000
  • Perubahan masa manfaat: Jika masa manfaat bertambah, penyusutan dihitung ulang.

4. Penjualan Aset yang Telah Disusutkan

Jika aset dijual sebelum masa manfaat berakhir, perusahaan harus mencatat laba/rugi penjualan.

Contoh:

  • Nilai buku mesin: Rp 23.000.000
  • Harga jual: Rp 25.000.000
  • Laba: Rp 2.000.000

Jurnal Penjualan:

Copy

Download

[Debit] Kas                     Rp 25.000.000  
[Debit] Akumulasi Penyusutan    Rp 27.000.000  
  [Kredit] Aset Tetap (Mesin)     Rp 50.000.000  
  [Kredit] Laba Penjualan Aset    Rp 2.000.000  

5. Kesalahan Umum dalam Pencatatan Penyusutan

  1. Tidak Memperhitungkan Nilai Residu → Penyusutan terlalu besar.
  2. Tidak Menyesuaikan Masa Manfaat Setelah CapEx → Beban penyusutan tidak akurat.
  3. Menggabungkan Aset Baru dan Lama → Sulit dilacak nilai bukunya.

6. FAQ (Pertanyaan Umum)

Q: Apa bedanya penyusutan dengan amortisasi?

A: Penyusutan untuk aset berwujud (mesin, gedung), amortisasi untuk aset tidak berwujud (hak paten, merek dagang).

Q: Bagaimana jika aset dijual di bawah nilai buku?

A: Perusahaan mencatat rugi penjualan aset.

Q: Apakah software termasuk aset tetap?

A: Ya, jika masa manfaatnya lebih dari 1 tahun dan nilainya material.


Kesimpulan

Pencatatan penyusutan aset tetap harus dilakukan dengan cermat untuk memastikan laporan keuangan akurat. Pastikan:
✅ Hitung penyusutan dengan metode yang tepat.
✅ Sesuaikan pencatatan jika ada penambahan aset.
✅ Laporkan laba/rugi jika aset dijual.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top